Sabtu, 20 Juni 2009

Tidakkah kau lihat? Air mata yang terus mengalir Batin yang tersiksa Hati yang tersakiti Karena kau yang durjana Tidakkkah kau rasa? Betapa sakit luka itu yang menghujam ulu hati ibu Karena tingkah dan perangaimu Tidakkah kau iba? Saat peluhnya tiada henti mengalir Demi sesuap nasi mu Semangatnya tiada luntur demi engkau yang menyakiti Masihkah kau ada hati? untuk ibu… ibu tercinta pemberi jalan kehidupan Masihkah kau ada cinta? atau setidaknya rasa iba Untuk dia yang melahirkan untuk dia yang mulia untuk dia yang begitu sempurna kasih dan cintanya Saudariku…. kaki ibumu itu lebih mulia maka sujudlah engkau bahwa di bawah telapaknya terdapat surga maka berbaktilah engkau Dan ridho ibumu itu ridho Tuhan jua kasih ibumu itu kasih Tuhan jua Cinta ibumu iti cinta Tuhan jua Masihkah kau menentangnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar